• Headlines News :

    Cerita Motivasi: Si Jujur yang Beruntung


    Di sebuah desa kecil tinggal keluarga kecil lagi miskin. Keluarga tersebut terdiri seorang ibu, dan seorang anak kali-laki yang bernama Joko. Orang tua Joko sangat menyayanginya, karena selain anak satu-satunya, Joko juga anak yang baik, sederhana, juga penurut orang tua.

    Sejak kecil Joko dididik orang tuanya menjadi anak yang santun, baik hati dan selalu berkata jujur, disiplin ketika melakukan sesuatu, dan selalu mau menolong terhadap orang lain yang sedang mengalami kesusahan. Walaupun masih kecil, Joko suka membantu kedua orang tuanya dengan melakukan pekerjaan rumah seperti bersih-bersih rumah, mencuci piring, memberi makan ayam-ayamnya.

    Ayahnya dulu bekerja sebagai buruh tani dan sekarang ibunya berjualan makanan keliling. Setiap pagi Joko berangkat sekolah sambil membawa makananan yang dibuat ibunya untuk di jual di kantin sekolah, ketika pulang Joko mengambil uang hasil penjualan makanan di kantin sekalian mengambil sisa makanan yang terjual. Seberapa uang yang diperoleh, Joko tidak pernah sepeserpun berniat mengambil. Semua uang yang ia bawa, ia serahkan kepada ibunya. Sebenarnya bisa saja kalu Joko mau berbohong dengan mengambil sebagian uang hasil penjualan dan mengatakan kalau makanan yang terjual tidak banyak, namun Joko tahu bahwa, meskipun tidak ada orang yang tahu dan tidak ada orang yang melihat perbuatannya, namun Joko yakin bahwa Tuhan maha melihat apa yang ia ucapkan, lakukan, dan sembunyikan.

    Joko hidup dalam keluarga yang taat beragama. Olehkarena itu, walaupun hidupnya sederhana, ia selalu hidup bahagia, sebab orang tuanya selalu mengajarinya untuk selalu hidup bersyukur, dan menerima apa yang diberikan Tuhan padanya. Ia tak pernah iri melihat teman-temannya yang memiliki mainan yang bagus-bagus, baju yang mahal-mahal, uang saku yang banyak. Malah ia semakin bersemangat belajar untuk meraih  cita-citanya menjadi seorang dokter. Di sekolah Joko adalah anak yang pandai, selalu menjadi juara kelas, dan menjadi siswa teladan di sekolahnya, walau begitu ia tak pernah menyombongkan diri, ia anak yang jujur tidak pernah mencontek dann berbuat curang saat ulangan.

    Suatu hari Joko ketika berangkat sekolah, ia menemukan uang Rp. 10.000,00 di depan pintu gerbang sekolah. Kemudian ia mengambil uang itu, dan melaporkannya kepada bapak guru untuk diumumkan di pengumuman sekolah. Walaupun saat itu Joko tidak membawa uang saku, karena uang saku yagng diberikan oleh ibunya, ia tabung di celengan yang ia simpan di kamarnya, Joko tidak berniat mengambil uang itu untuk dirinya sendiri. Walaupun hidup miskin ia tidak mau mengambil apa yang bukan menjadi miliknya, apalagi mencuri. Joko bercita-cita ingin menjadi seorang dokter. Mengapa ia bercita-cita ingin menjadi seorang dokter?

    Alkisah menceritakan. Ketika Joko berusia sepuluh tahun, ayahnya jatuh sakit. Di mana kata dokter ayahnya harus dioperasi.  Ayahnya terkena penyakit syaraf. Karena tidak ada biaya untuk berobat akhirnya ayahnya lumpuh. Joko membantu ibunya merawat ayahnya. Menuntun ke kamar mandi, menyuapi makan, dan menemani tidur. Penyakit ayahnya semakin parah. Karena tidak tahan menanggung derita, akhirnya sang ayah pun meninggal dunia.

    Dari peristiwa itu Joko yang saat itu duduk di kelas lima berkeinginan untuk menjadi seorang dokter. la tidak memedulikan keadaan keluarganya yang ‘kurang mampu. Joko tetap semangat belajar dan membantu ibunya untuk mencari uang demi kelangsungan hidup mereka. la selalu mengiringi belajarnya dengan banyak berdoa kepada Tuhan. Sebab Tuhanlah yang menentukan segala sesuatu yang terjadi di dunia ini. Dalam hati ia berkata, seandainya cita-citaku tercapai maka, saya akan menolong orang lain yang membutuhkan. Saya akan mengadakan pengobatan gratis bagi rakyat miskin.

    Setelah sepeninggal sang suami, ibunya Bu Sumarni  bekerja Iebih giat lagi sebab sekarang ia harus menanggung biaya hidup sendiri. Ia tidak tahu bagaimana biaya sekolah Joko. Sebenarnya, ia ingin si Joko tetap sekolah. la ingin anaknya kelak keadaannya Iebih baik dari dirinya. Namun, siapa yang akan membiayai sekolah Joko, ‘’adakah seorang dermawan yang  mau menjadi orang tua asuh Joko?” demikian ia berharap dalam hati. Satu-satunya harapan adalah meminta bantuan adiknya Haryo. la adalah satu-satunya paman Joko. la bekerja di sebuah pabrik sepatu. Setiap bulan Haryo mengirim uang untuk biaya sekolah keponakannya Joko, Namun, hal ini hanya berjalan selama satu semester. Setelah itu Haryo tidak dapat membantu biaya sekolah Joko karena terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Pabrik tempat kerja Haryo mengalami bangkrut. Semua karyawannya dikeluarkan tanpa diberi uang pesangon.

    Keadaan yang demikian tentu membuat sedih ibu Sumarni. Melihat ibunya sedih, Joko berusaha menghibur dan membesarkan hatinya. “Sudahlah, Bu. Kata pak guru, jika kita mempunyai kemauan pasti ada jalan,” demikian kata Joko sambil memeluk ibunya. “Betul kamu, Nak! Kita serahkan semuanya kepada yang Mahakuasa. Biar beban hidup kita terasa ringan.” Demikian jawab ibunya sambil memangku anak satu-satunya.

    Suatu hari ketika pulang dari sekolah, si Joko menemukan si Manis. Si Manis adalah julukan seekor

    kucing kesayangan Pak Thomas yang baru pindah seminggu yang lalu. Pak Thomas adalah tetangga Joko yang baik hati. Ia adalah seorang yang kaya raya. Pak Thomas dan keluarganya pindah ke desa sebelah dalam rangka untuk mengembangkan usahanya. Joko berkata dalam hati, “Tentu Pak Thomas sangat sedih telah kehilangan binatang kesayangannya. Saya harus mengembalikan kucing ini walaupun rumahnya jauh.”

    Desa Pak Thomas dari desa Joko berjarak kira-kira 5 km. Akhirnya, Joko dengan berjalan kaki pergi ke rumah Pak Thomas untuk menyerahkan kucing binatang kesayangannya. Sesampainya di rumah Pak Thomas, Joko disambut dengan senang hati. Keluarga Pak Thomas senang sekali karena si Manis ternyata masihhidup. Pak Thomas tidak hanya mengucapkan terima kasih kepada Joko, akan tetapi karena sangking senangnya, Joko diberi uang dan hadiah, namun ia menolak pemberian itu. Joko berkata, “Sudah menjadi kewajiban saya untuk mengembalikan sesuatu yang bukan milikku.” Mendengar jawaban si  Joko, Pak Thomas tersenyum.

    “Kamu memang anak yang jujur. Kalau begitu bapak akan memberikan bea siswa kepadamu hingga perguruan tinggi, demikian kata Pak Thomas sambil memegang pundak si Joko. Dengan wajah yang berseri-seri Joko mengucapkan terima kasih kepada Bapak Thomas yang siap menjadi orang tua asuhnya.Tentu ibu sangat senang jika mendengar berita yang membahagiakan ini. Setelah itu si Joko pun pamit untuk pulang.

    Di kampung si Joko, ibunya dibantu dengan warga masyarakat sedang bingung mencari Joko. Sebab si Joko belum pulang ‘hingga malam hari. Di saat sedang kebingungan mencari si Joko, tiba-tiba dari kejauhan muncul seorang anak yang ternyata adalah Joko sendiri. Begitu melihat yang datang Joko, mereka senang dan bahagia. Joko disambut bagaikan orang yang pulang dari medan perang. “Joko datang... Joko datang... Joko datang.” Dengan diiringi warga, bapak kepala desaIangsung menggendong Joko dan membawanya pulang.

    Sesampainya di rumah, sang ibu Iangsung memeluk Joko sambil menangis bahagia. Setelah beberapa saat si Joko menceritakan kejadian yang dialaminya. Ia bercerita panjang Iebar sejak menemukan binatang kesayangan Pak Thomas hingga akhirnya diangkat menjadi anak asuhnya. Joko  mendapat beasiswa hingga perguruan tinggi. Setelah mendengar cerita si Joko, mereka sangat senang dan bertambah sayang terhadap Joko, apalagi ibunya. Doa yang selama ini ia panjatkan telah didengar dan dikabulkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa.


    Intisari

    Dari cerita di atas dapat kita ambil inti sari ajarannya antara lain sebagai berikut:



    1. Kita harus bersikap jujur baik perkataan maupun perbuatan sebab kejujuran adalah kunci kebahagiaan dalam hidup. Apa yang akan terjadi jika seandainya seorang anak tidak lagi jujur terhadap orang tuanya, murid tidak lagi jujur kepada gurunya, ataupun penjual tidak lagi jujur terhadap pembeli, pemimpin yang tidak jujur kepada rakyat. Tentu kerusakanlah yang akan terjadi

    2. Orang yang jujur akan dipercaya oleh orang lain. Mereka akan memberikan amanat kepada orang orang yang jujur. Sebaliknya, orang yang suka berbohong tidak akan dipercaya oleh orang lain untuk mengerjakan suatu pekerjaan.

    3. Orang yang jujur hidupnya akan diliputi rasa tenang dan tenteram. Ketenangan dan ketenteraman adalah modal utama untuk melakukan kegiatan sehari-hari.


    Kumpulan Cerita : Cerita Anak | Cerita Dongeng | Cerita Rakyat
    Share dulu ya :
    Anda sedang membaca info Cerita Motivasi: Si Jujur yang Beruntung, anda bisa menemukan Cerita Motivasi: Si Jujur yang Beruntung ini dengan url http://puisi-moe.blogspot.com/2013/12/cerita-motivasi-si-jujur-yang-beruntung.html, semoga info Cerita Motivasi: Si Jujur yang Beruntung bermanfaat

    1 komentar:

    Yunnishella mengatakan...

    permisi kakak2 numpang promo ya
    yang suka main poker dan domino online, mari gabung di sini bersama kami di www.saranapelangi.com. kini hadir dengan 7 permainan yang dapat dimainkan dalam 1 website. dapatkan jackpot hingga ratusan juta setiap harinya. gak mau kalah teruskan main poker dan domino online ? ayo buruan gabung bersama kami di www.saranapelangi.com

    Saranapelangi.com adalah satu - satunya Website Dengan Player VS Player Tanpa Menggunakan Bot (tanpa ROBOT) 100% Fair Play!!!

    Hot Promo Dari SaranaPelangi!!!
    *Bonus Rollingan Sebesar 0,5%
    *Bonus Refrensi Sebesar 20%

    Tunggu Apalagi?!, Ayo Gabung Dan Main Bersama Kami!!!


    Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi kami di www.saranapelangi.com atau melalui android kami.

    - BBM : 2B47BB9C
    - CALL : +855964972098
    - WEECHAT : saranapelangi
    - SKYPE : saranapelangi
    - EMAIL : saranapelangi99@yahoo.com
    - FACEBOOK : saranapelangi99@yahoo.com

    WWW.SARANAPELANGI.COM

    Posting Komentar