Persahabatan Ular dan Buaya

“apa?”(ia terkejut)………jawab ular.
“Iya, kmu akan di jadikan tas karena kulit mu yang bagus itu” kata sang buaya kepad sahabat nya itu. Akhirnya buaya berhati hati tapi taqdir berkata tidak. Sang pemburu itu cerdik, ketika ular tertidur pulas ,ular di tangkap dan ingin di jadikan tas dari kulitnya itu. Keesokan hari nya sang buaya menunggu sang ular di sungai tetapi aneh nya ular tidak datang juga.
“ular kmna sih kmu? apa jangan-jangan kamu masih tidur?” kata sang buaya dalam hati. Dan akhirnya buaya meminta tolong kepada burung pipit untuk melihat sang ular apakah masih tidur atau tidak. Lalu burung pipit langsung pergi untuk melihat sang ular ternyata sang ular tidak ada di lubang nya, burung pipit segera pergi kembali kepada sang buaya ia berkata ” wahai buaya sahabat mu tidak ada di kandang nya”,
buaya menjawab ” kemana dia hai burung pipit??,apa jangan-jangan?” dia di tangkap oleh pemburu itu??.
buaya menjawab ” kemana dia hai burung pipit??,apa jangan-jangan?” dia di tangkap oleh pemburu itu??.
Beberapa menit kemudian ada seekor kera datang kepada buaya,
kera berkata ” hai buaya sahabatmu tadi di bawa oleh sang pemburu “,
buaya menjawab” mengapa kamu tdk bilang dari tadi kera skrng terlambatlah sudah aku menyelamatkan sahabat ku”,
buaya menyesal sekali karena tdk bisa menolong sahabatnya, air mata tak henti bercucuran dari matanya ia sngat bersedih sekali karena tidak bisa menolong sahabatnya. kini ia sndri tanpa ular meskipun banyak temannya hanya ular yg mau mengerti persaan sang buaya. Sampai akhir hayatnya ia terus menyesal.
kera berkata ” hai buaya sahabatmu tadi di bawa oleh sang pemburu “,
buaya menjawab” mengapa kamu tdk bilang dari tadi kera skrng terlambatlah sudah aku menyelamatkan sahabat ku”,
buaya menyesal sekali karena tdk bisa menolong sahabatnya, air mata tak henti bercucuran dari matanya ia sngat bersedih sekali karena tidak bisa menolong sahabatnya. kini ia sndri tanpa ular meskipun banyak temannya hanya ular yg mau mengerti persaan sang buaya. Sampai akhir hayatnya ia terus menyesal.
Dikirim oleh:
Wiwi Komalasari (Subang-Jawa Barat)
0 komentar:
Posting Komentar