Cerita Anak: Puisi sang Maestro cilik
Hari ini,adalah hari yang paling indah bagi Kikan.Karena hari ini Kikan akan lomba puisi."Kikan,ayo kita berangkat..Kikann!!kaann!!" kata papa dengan nada terburu."ya yahh..sebentarr..Kikan lagii dandan nihh!!"jawab Kikan sambil mengusap wajahnya dengan bedak Mama.
Nggeeeeengg!!!mobil melaju dengan cepat,"papa,jangan cepet-cepet donk!pemandangannya indah lo yah!"."owh iya..Udah mau sampai nih dik".Di Bogor,tempatnya berkompetisi memang dingin.Tapi Kikan tidak perduli yang penting dia bisa berlomba dan dapat mengharumkan nama keluarga serta Sekolah."Guru,betapa besar jasamu.Mengajari muridmu dengan sabar.membuat anak didikmu menjadi pintar,Guru..oh..guru..Takkan kulupakan jasamu.."
"wah,tampaknya Peserta kali ini gugup yah.. tapi tak apalah..Kamu pintar loh..silakan juri menilai Puisi Kikan.."
para juri menilai dengan angka 70,65,77 dan 80."maaf ya Kikan,kamu tak bisa melanjutkan ke babak selanjutnya..Terima kasih,tetap semangat ya.."Lalu,Kikan turun dari atas panggung dengan mata yang berkaca-kaca.
"Papa,Kikan kalah..kalah..padahal Kikan sudah melakukan yang terbaik..."."ya,papa tau,Don't cry..percaya deh,kegagalan adalah awal dari kebrhasilan."Papa menjawab dengan lembut.Kikan pulang dengan tangan kosong.
Jeedeerr.."kenapa sih aku gak pernah bisa jadi maestro??eh,tapi aku gak boleh ngomong gitu,aku harus yakin,aku pasti jadi yang terbaik".Kikan kembali berlatih tanpa henti."Kikan,ayo makan,jangan berlatih terus"
Tapi Kikan tak bergeming,Kikan hanya menjawab"Ya Ma,Sabar dong.."."eh..eh..eh..jangan abaikan makan nanti sakit."karena Kikan mulai lapar,terpaksa dia keluar dan makan.
Hari lomba dimulai.Kali ini ia memilih tema Pahlawan."pahlawan,Sungguh indah jasamu..Melawan penjajah dengan gerilya.tanpa menghiraukan raganya..yang terpenting adalah Indonesia Merdeka..pahlawan..kaulah bagian negara..".
"yee..Kikan..kamu tidak patah semangat yaa..ayo,juri saatnya penilaian".Kali ini Juri memberi angka 80,90,87 bahkan 100."sekarang kami memutuskan juara kaliini adalah KIKAN...".Wajah Kikan tampak berseri."Papa..Mama..Aku menang.."kata Kikan sambil menunjuk piala yang besar."Kikann..sekarang kamu jadi maetro cilik.."kata mama memuji.
Kiriman dari: Monika Andita Herawati < andita_monika @ yahoo.com >
0 komentar:
Posting Komentar