Cerita Anak: Musibah Membawa Berkah
“Hei kalian anak-anak gembel, pergi kalian dari sini. Tempat ini tidak pantas buat kalian!”.
Suara itu selalu ada di rumah Nurman setiap ada anak-anak yatim datang meminta sedekah kepada
Orang tua Nurman. Namun, Nurman hanya bisa diam. Dirinya tak percaya orang tuanya tega melakukan hal itu. Ibunya lebih senang mengadakan acara arisan atau acara lainnya. Sedangkan ayahnya lebih senang pergi ke luar kota. Bagi orang tuanya harta yang dimilikinya adalah hasil jerih payahnya. ”Tuhan telah menciptakan mereka menjadi pengemis. Jadi untuk apa di bantu?” kata Bu Yanti.
Nurman tak bisa menerima perlakuan ibunya. Di mata Nurman semua manusia sama.
Terkadang Nurman dipermalukan oleh sikap ayah dan ibunya setiap ada yang meminta bantuan atau sumbangan . Mereka lebih senang berfoya-foya daripada memberikan sumbangan.
“Bi…Bi Darsih!”terdengar suara Bu Yanti memanggil pembantunya.
“Ya Bu”kata Bi Darsih.
“Siapkan hidangan yang enak-enak. Jangan lupa menata ruangan tengah, siang ini kita kedatangan tamu”kata Bu Yanti “baik Bu“ kata Bi Darsih.
Menjelang siang, tamu Bu Yanti datang. Jumlahnya sepuluh orang.
Penampilan mereka serba gemerlap dengan gelang dan kalung emas. Di pesta itu mereka bersuka ria sambil membicarakan kekayaan,jabatan,hingga koleksi barang-barang luar Negeri.
Sementara itu di balik pintu pagar segerombolan anak-anak yatim menyaksikan pesta itu.
Sesekali mereka menelan ludah, merasakan lezatnya hidangan yang dimakan. Tak satupun di antara merekapeduli. Secara diam-diam Nurman mengambil beberapa potong kue di berikan kepada anak-anak itu.
“Nurman! Mengapa kamu member makanan pada mereka?”Tanya Bu Yanti yang tiba-tiba datang
“anu…Bu…kasihan…mereka kelaparan “jawab nurman ketakutan.”Ibu tidak mau kamu bergaul dengan mereka! bisa-bisa kamu jadi gembel. Sekarang masuk!”.
“tapi…Bu…”belum selesai berkata ”Plak!”Sebuah tamparan mendaratdi pipinya. Nurman memegang pipinya.
Tak terasa air mata mengalir,ia berlari menuju kamarnya.
“Hai ,anak-anak gembel,pergi! Kalian hanya merusak pemandangan rumahku saja!”. Didalam kamarnya
Nurman, ia berdo’a”Ya Allah, sadarkanlah kedua orangtuaku dari godaan gemerlap harta. Tuntutlah mereka ke jalan yang benar, agar mereka mau untuk menafkahkan hartanya di jalan-Mu”Air matanya semakin deras mengalir.
Dua hari berlalu, Bu Yanti mendapat arisan, kalung bermata berlian.
Malam itu, Pak Yadi baru saja pulang kerja. Ia melihat istrinya menangis di depan rumah . “Apa yang terjadi? mengapa rumah kita berantakan?”Tanya Pak Yadi, ”Rumah kita…dirampok”teriak Bu Yanti histeris.
Pak Yadi berusaha untuk menenangkan istrinya. Ia merasa bagaikan di himpit bumi. Di saat perusahaannya
sedang bangkrut, ia juga kehilangan harta bendanya“kita harus lapor polisi”kata pak Yadi dengan raut muka penuh emosi dan kecewa.
“Ayah dan ibu. Kita harus sabar menghadapi ini semua . Mungkin Allah sedang menguji kita kita”kata Nurman
Yang sejak tadi diam.
Apa yang di katakan Nurman membuat kedua orang tuanya tercengang.
Mereka tidak menyangka anaknya mampu mengatakan hal itu, dalam hati kecil mereka mengakui bahwa selama ini selalu mementingkan diri sendiri dan menyia-nyiakan anak yatim.
Sepulang dari kantor polisi, Pak Yadi menemui seorna kyai dan menceritakan kejadian yang dialaminya.
Ia tak menyangka jawabannya sama dengan yang dikatakan Nurman.
Sejak itu kedua orang tuanya menjadi orang dermawan,baik hati,selalu peduli terhadap orang lain.
Di balik kamarnya Nurman menangis bahagia melihat ke dua orang tuanya telah berubah. ”Ya Allah engkau telah sadarkan kedua orang tuaku dari godaan harta dunia. Berikanlah petunjuk kepadaku agar kelak aku menjadianak yang shalih”.
Bu Yanti yang secara kebetulan hendak masuk ke kamar Nurman, diam terpaku, hatinya bergetar mendengar
do’a anaknya. Air matanya keluar dan bahagia.
Kiriman dari: Prima aresta ( aresta.prima35 @ gmail.com )
1 komentar:
Memang kadang kadang hati kita bisa tersentuh keadaan ketika kita telah mengalami peristiwa yang tidak bisa atasi sendiri seperti kehilangan , kebakaran dll, disaat seperti ini hati kita gundah meminta pertolongan tetapi seolah tiada berjawab, maka disinilah kesadaran emosional mulai timbul dan lantas si anak kecil tadi Norman menasihati kedua orang tuanya, dan berterima akhirnya menjadi orang yang baik dan Dermawan.
Posting Komentar